CANGKIR DAN KOPI

Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni universitas Berkeley, California, menjumpai dosen kampus mereka waktu dulu. Melihat para alumni membicarakan kesuksesan mereka, profesor tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir yang sengaja berbeda-beda. Mulai cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik.
Profesor tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi.
Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, profesor tersebut berkata:
"Perhatikanlah, bahwa kalian semua memilih cangkir-cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangkir-cangkir yang murah dan tidak menarik.
Memilih hal yang terbaik adalah wajar dan manusiawi meski belum tentu kalian butuhkan.
Namun persoalannya ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu dan kurang nyaman. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang di pegang orang lain dan mulai membandingkan cangkir kalian.
pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.

"Hidup kita seperti kopi dalam analogi tersebut di atas.
sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan dan harta benda yang kita miliki.

Pesan moralnya,
"jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati, cangkir bukanlah yang utama, tapi kwalitas kopi, itulah yang terpenting.
kita di anugerahi waktu dan potensi yang sama rata, tinggal tergantung dari diri kita, bagaimana kita memotivasi dan menyikapinya.

"Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karir yang bagus & pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yang sangat keliru. Kwalitas hidup kita di tentukan oleh 'apa yang ada di dalam' bukan 'apa yang kelihatan dari luar'.
Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, suka cita dan ketentraman di dalam hidup kita? itu sangat menyedihkan, itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang di sajikan di sebuah cangkir mewah dan mahal.

"Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkinya tetapi seberapa bagus kwalitas kopinya,
"Kunci menikmati hidup bukanlah seberapa mewah dan melimpah ruahnya harta yang kita punya, tapi seberapa pintar kita memotivasi dan menyikapi hidup jadi lebih indah dan menyenangkan."

RENUNGAN CATATAN AKHIR - Ws RENDRA

Seringkali aku berkata, ketika semua orang memuji miliku,
bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan, bahwa miliku hanyalah titipan, bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya, bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya,
bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya,
bahwa putraku hanyalah titipan-Nya,
Tetapi mengapa aku tidak pernah bertanya:
Untuk apa Tuhan menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus aku lakukan untuk milik-Nya?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru merasa berat, ketika titipan itu di minta kembali oleh-Nya?
Ketika di minta kembali ku sebut itu sebagai musibah,
ku sebut itu sebagai ujian,
ku sebut itu sebagai petaka,
ku sebut itu dengan panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.

Ketika aku berdo'a, ku minta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, padahal Tuhan senantiasa memberikan semua yang aku butuhkan,

Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan ku tolak sakit, ku tolak kemiskinan, seolah-olah semua derita adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika.
Aku rajin beribadah, maka selayaknya derita menjauh dariku dan nikmat dunia kerap harus menghampiriku.

Ku perlakukan Tuhan seolah mitra dagang dan bukan kekasih,
ku minta Tuhan membalas perlakuan baikku.
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku,

Tuhan,
padahal tiap hari ku ucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"ketika langit dan bumi bertemu, bencana dan keberuntungan sama saja.

(puisi terakhir Ws Rendra dengan judul asli renungan indah yang di tuliskannya di atas ranjang rumah sakit 3 hari sebelum wafat)

Bukankah manusia terlahir tanpa sehelai benang pun menyertainya hingga Tuhan menitipkannya beragam pasilitas yang di butuhkannya.

Bukankah semua yang di miliki manusia adalah titipan dari-Nya,
layakkah aku terus meminta titipan-titipan dari-Mu lebih banyak lagi,
layakkah aku dapat titipan dari-Mu sebanyak yang ku mau,
bijakkah jika aku terus memaksa-Mu menitipkan sesuatu padaku seperti apa saja yang terbaik menurutku, bukan apa yang terbaik menurut-Mu?
Bukankah Engkaulah majikan di dunia ini dan akulah hamba-Mu?
Layakkah aku minta di cukupi segala kebutuhanku, sedangkan banyak sekali perintah dari-Mu aku abaikan?

"Ayo Tuhan. ayolah titipkan padaku ini dan itu lebih banyak lagi, agar aku rajin menyembah-Mu".

Tidakkah itu hanya akan menodai nilai ikhlas di hatiku, pantaskah aku terlalu memaksa-Mu untuk menitipkan apa-apa yang ku mau,
bisakah aku memaksa-Mu? rasanya itu sangat berlebihan dan kelewatan.

MENINGGALKAN GEMERLAP DUNIA DAN MENCELANYA bag.3

Diriwayatkan, pada suatu hari Nabi Isa as. mendapati hujan yang sangat lebat, di sertai guntur dan petir yang menyambar-nyambar, lalu ia mencari suatu tempat untuk berlindung. Dari kejauhan ia melihat suatu kemah, maka ia bergegas menuju kemah itu, dan ternyata di kemah itu terdapat seorang wanita.
Tapi Nabi Isa lebih memilih menjauh daripadanya dan pergi menuju gua yang terdapat di suatu gunung, sementara yang ia datangi adalah tempat berteduhnya seekor harimau. Lalu Ia mengangkatkan kedua tangan pada-Nya seraya berkata:
"Ya Illahi, Engkau telah menjadikan tempat berlindung bagi segala sesuatu, tetapi Engkau tidak menjadikan bagiku suatu tempat berlindung yang aman."
Lalu Allah menurunkan wahyu kepadanya:
"Tempat perlindungan Anda berada di dalam naungan rahmat-Ku. Aku akan mengawinkan Anda pada hari kiamat dengan bidadari yang Aku ciptakan dengan tangan-Ku sendiri. Aku akan membuat pesta pernikahan Anda selama empat ribu tahun, sedangkan sehari daripadanya sama dengan selama usia dunia. Aku perintahkan para pemanggil untuk memanggil dan mengundang hamba-hamba-Ku, mereka semua berteriak memanggil-manggil: "Di mana orang-orang zuhud, hadirilah pesta pernikahan orang zuhud di dunia, yaitu Isa putra Maryam."

Isa bin Maryam berkata: "Kecelakaan besar bagi pemilik dunia, bagaimana ia mati dan meninggalkanya serta apa yang ada di dalamnya yang dia unggul-unggulkan, dia merasa aman dan percaya dengannya, padahal hal itu telah membuatnya hina.

Cerita Motivasi: 4 LILIN

Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi, sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Lilin yang pertama berkata:
"Aku adalah iman, sayangnya aku tak berguna lagi, manusia tak mau lagi mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala." begitu selesai bicara tiupan angin memadamkannya.

Lilin yang ke dua berkata:
"Aku adalah damai, namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja !" demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin pun padam.

Dengan sedih giliran lilin ketiga bicara:
"Aku adalah cinta, aku tak mampu lagi untuk tetap menyala, manusia tidak memandang dan menganggapku berguna, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci lingkungannya." Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.
Tanpa terduga...
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar dan melihat ketiga lilin telah padam, hanya tinggal satu lilin yang tersisa, karena takut akan kegelapan itu, sang anak pun berkata: "Ekh, apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala, karena aku takut nantinya hatiku dalam kegelapan.
Lalu ia menangis tersedu-sedu.

Kemudian dengan terharu, lilin keempat berkata:
"Jangan takut, janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat menyalakan ketiga lilin lainnya.
"Akulah HARAPAN."
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.

Ingatlah !!!
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita, karena selama masih ada harapan, kita masih bisa mengupayakan apapun, jagalah jangan sampai harapan di hati kita sirna, karena tanpa harapan, kita akan enggan mengupayakan apapun... dan masing-masing dari diri kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali iman, damai, cinta dengan HARAPAN di hati kita.

"Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan buat teman-teman semua."

MENINGGALKAN GEMERLAP DUNIA DAN MENCELANYA bag.2

Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang di pagi-pagi hari masalah keduniaan menjadi urusannya yang terbesar, maka ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, dan Allah menetapkan empat hal dalam hatinya, yaitu:
- Dia senantiasa gelisah tanpa berkesudahan
- Dia tidak pernah terlepas dari kesibukan urusan dunia
- Dia menjadi fakir selamanya tanpa pernah kaya, dan
- Selamanya ia senantiasa dalam hayalan tanpa ada akhirnya.

Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadaku:
"Wahai Abu Hurairah maukah Anda aku perlihatkan dunia dan apa yang di dalamnya?"
Aku berkata:
"Ya, baiklah ya Rasulullah."
Lalu Rasulullah memegang tanganku dan membimbingnya menuju ke suatu jurang-jurang yang ada di Madinah. Ternyata jurang itu sebagai tempat sampah, di dalamnya terdapat kepala-kepala manusia, berbagai kotoran, berbagai gombal dan tulang belulang. Beliau bersabda:
"Wahai Abu Hurairah, kepala-kepala itu dahulunya rakus seperti kerakusan Anda, berhayal seperti yang Anda hayalkan. Hari ini, ia menjadi tulang belulang tanpa kulit dan akan hancur menjadi abu.
Yang ini kotoran-kotoran dari berbagai macam makanan yang Anda makan, orang-orang berusaha dengan keras memperebutkan makanan, lalu mereka melemparkannya ke dalam perut dan membuangnya sebagai kotoran yang menjijikan.
Sedangkan yang itu sobekan-sobekan (gombal) pakaian kini hancur berserakan di terpa angin. Sementara yang ini adalah bangkai tulang belulang hewan-hewan kendaraan yang dahulu mereka kendarai untuk menjelajahi berbagai penjuru negeri.
Barangsiapa yang menangisi dunia, maka menangislah."
Abu Hurairah berkata:
"Beberapa saat kami berada di tempat itu, karena tangisan kami semakin keras saja, sebelum kemudian kami pergi meninggalkannya."

Diriwayatkan, ketika Allah menurunkan Adam ke bumi, ia berfirman kepada-Nya : "Putra yang akan hancur dan anak yang akan rusak."

Nabi saw. bersabda: "Dunia terhenti (bergantung) di antara langit dan bumi, sejak Allah menciptakannya, Ia tidak pernah melihat lagi padanya."
Pada hari kiamat dunia berkata: "Ya Tuhanku, pada hari ini, jadikanlah aku bagian paling rendah buat para kekasih-Mu.
Allah berfirman: "Diam, anda tidak ada apa-apanya, hai dunia. Aku tidak merelakan anda buat mereka di dunia, apakah hari ini, Aku akan merelakan anda untuk mereka?"

Diriwayatkan, dalam akhbar tentang Nabi Adam as. , sesungguhnya ketika ia makan syajarah (buah khuldi) isi perutnya menjadi tergerak dan mules hendak mengeluarkan kotoran (berak), yang demikian itu tidak terjadi pada sesuatu pun dari makanan-makanan yang ada di surga kecuali syajarah itu, karena itulah sesungguhnya keduanya (Adam dan Hawa) dilarang untuk memakannya.
Perawi akhbar (hadits) berkata: "Adam menjadi berkeliling di dalam surga. Lalu Allah memerintahkan malaikat agar berkata kepada Adam. Ia berfirman: " katakanlah kepadanya, apa yang Anda inginkan?"
Adam berkata: "Aku ingin membuang kotoran yang terasa sakit di perutku."
Kepada malaikat di katakan: "Katakanlah kepada Adam, di manakah yang ia anggap pantas untuk membuang kotoran di surga-Ku, apakah di atas hamparan permadani, di atas ranjang, di atas sungai-sungai ataukah di bawah naungan pohon-pohon? apakah Anda melihat di sana ada tempat yang pantas untuk membuang kotoran?" karena itu ia lalu di turunkan ke bumi.

Nabi saw. bersabda: "Pada hari kiamat akan datang segolongan kaum, amal mereka seperti gunung-gunung Thaihamah, tetapi mereka di perintahkan ke neraka."
Para sahabat bertanya:
"Ya Rasulullah, apakah mereka itu, orang-orang yang melakukan shalat?"
Beliau bersabda: "Ya, mereka itu orang-orang yang melakukan shalat, berpuasa, dan menyempatkan tidur sebentar di waktu malam, tetapi ketika terlihat oleh mereka sesuatu dari dunia, mereka melompat bergegas untuk mendapatkannya."

Nabi saw. bersabda dalam sebagian khutbahnya: "Sesungguhnya dunia di ciptakan untuk Anda, sementara Anda di ciptakan untuk akhirat. Demi Tuhan yang menguasai diriku, pasca kematian tak ada seorang pun yang dapat mengajukan udzur (alasan) dan tidak ada lagi negeri sebagai tempat, kecuali surga dan neraka."

Nabi isa berkata: "Cinta dunia dan akhirat tidak akan dapat berjalan lurus seiring di dalam hati seorang mukmin, sebagaimana air dan api yang tak akan lurus dan berkumpul dalam satu tempat.
Diriwayatkan, bahwa Jibril berkata kepada Nuh: "Wahai Nabi yang paling panjang umurnya, apa yang Anda dapatkan tentang dunia?"
Nuh berkata: "Aku mendapatinya bagaikan suatu rumah yang berpintu dua, aku masuk melalui satu pintu lalu keluar melalui pintu yang satunya."

Nabi saw. bersabda: "Takutlah Anda dari dunia, karena ia lebih bisa menyihir daripada Harut dan Marut."
Diriwayatkan dari Hasan, ia berkata, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. keluar pada para sahabatnya, lalu beliau bersabda: "Adakah salah seorang di antara kalian yang ingin kebutaannya dihilangkan Allah, lalu Ia menjadikannya dapat melihat? Perhatikanlah, sesungguhnya barangsiapa mencintai dunia dan panjang angan-angan dalam hidupnya, maka berarti Allah telah membutakan hatinya menurut kadar keterlenaannya terhadap dunia.

"Sementara barangsiapa yang berlaku zuhud di dunia dan pendek angan-angannya, maka Allah akan memberinya ilmu dengan tanpa melalui proses belajar dan Allah akan memberinya petunjuk tanpa melalui bimbingan.
Hanya saja akan datang setelah anda suatu kaum yang tak dapat menegakkan keluasaannya kecuali dengan jalan pembunuhan dan pemaksaan serta kesewenang-wenangan, tidak pula ada orang yang kaya, melainkan ia sombong dan kikir, tidak juga kecintaan di hatinya melainkan selalu di iringi dengan memperturutkan kesenangan hawa nafsu.
Barang siapa di antara kalian yang menjumpai zaman seperti itu, sedangkan ada orang yang bersabar dengan kemiskinannya, padahal seandainya ia mau, ia dapat berbuat sesuatu untuk menjadi kaya, tetapi hal itu tidak ia lakukan demi keridhaan Allah, maka orang seperti ini, akan di beri pahala oleh Allah sebanyak pahala lima puluh orang yang benar (As-Shiddiiq).

ANTARA MENINGGALKAN DUNIA DAN MENCELANYA

Diriwayatkan, bahwa suatu ketika Rasulullah saw. berjalan melewati suatu tempat, beliau melihat bangkai kambing, lalu beliau bersabda :
"Tahukah Anda sesungguhnya kambing ini menjadi begitu hina bagi pemiliknya."
Mereka berkata:
"karena kehinaannya itu, maka ia di buang oleh pemiliknya."
Beliau bersabda:
"Demi Tuhan yang menguasai diriku, sungguh dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah, dari pada kehinaan bangkai kambing itu dalam pandangan pemiliknya. Seandainya dunia ini dapat menyamai (sebanding) dengan satu sayap nyamuk, tentu orang kafir tidak akan dapat meminum air, walaupun hanya seteguk."
Nabi saw. bersabda:
"Addun'yaa siznul mu'mini wa zannatul kaafiri."
Artinya:
"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir."

Nabi saw. juga bersabda: "Dunia itu terlaknat, demikian juga yang ada di dalamnya, kecuali sebagian daripadanya yang di nafkahkan karena Allah."
Abu Musa Al-Asy'ari berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang lebih mencintai dunia, tentu ia membahayakan bagi akhiratnya, dan barangsiapa yang lebih mencintai akhiratnya, maka ia membahayakan dunianya. Maka utamakanlah yang abadi atas yang akan binasa."

Rasulullah saw. juga bersabda: "Cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan."
Zaid bin Arqam berkata, suatu ketika kami bersama Abu Bakar, dia menyerukan untuk di bawakan air dan madu. Ketika minuman itu mendekati mulutnya hendak di minumnya, ia menangis sehingga para sahabat yang lain juga ikut menangis. Saat mereka telah diam, Abu Bakar masih tetap menangis. Sesaat kemudian ia kembali hendak meminumnya, tetapi ia kembali menangis. Sehingga mereka menganggap bahwa mereka tidak akan dapat menyelesaikan permasalahannya."
Zaid berkata: "Kemudian Abu Bakar mengusap air mata kedua matanya. Lalu mereka bertanya: "Wahai Khalifah Rasulullah saw. apa yang membuat Anda menangis?" ia menjawab: "Suatu ketika aku bersama Rasulullah saw. aku melihat beliau mendorong-dorong sesuatu agar menjauh dari beliau, padahal aku tidak melihat seorangpun bersama beliau. Lalu aku bertanya: "Ya Rasulullah, apa yang Anda dorong dari diri Anda?"
Beliau bersabda: "Ini dia dunia, menjelma dan mendekat padaku, maka aku berkata kepadanya, menyingkirlah dariku. Setelah menjauh ia kembali dan berkata: "Anda memang dapat terlepas dari aku, tetapi orang yang datang setelah Anda tidak akan dapat terlepas dariku."
Lalu Nabi saw. bersabda: "Sungguh heran dan sangat mengherankan orang yang membenarkan perkampungan keabdadian (akhirat), tetapi ia berusaha demi kepentingan perkampungan (dunia) yang tidak lain hanyalah tipuan belaka.
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. berhenti di dekat tempat sampah, beliau bersabda: "Marilah kita perhatikan dunia."
Lalu beliau mengambil sepotong kain gombal dan tulang yang telah hancur dari tempat sampah itu, lalu beliau bersabda: "Inilah dunia.
Ini merupakan petunjuk bahwa semua perhiasan dunia akan menjadi gombal (sampah) ini, dan jasad-jasad yang Anda lihat itu akan menjadi hancur seperti tulang-tulang yang hancur ini.
Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya dunia itu hijau dan manis. Sementara Allah menjadikan Anda sebagai penguasa di dalamnya. Dia Maha Melihat apa yang Anda perbuat. Ketika Allah melapangkan dunia bagi kaum Bani Israil, mereka menjadi tersesat dalam kebingungan dan terlena dalam perhiasan, dengan wanita, aneka aroma keharuman dan keindahan pakaian.

Nabi Isa as. berkata: "Janganlah Anda memposisikan dunia sebagai Tuhan, sehingga Anda akan di perbudak olehnya. Simpanlah harta kekayaan yang Anda miliki di sisi Tuhan yang tidak akan menyia-nyiakannya, dan tidak akan membuat Anda rugi, karena Tuhan tidak sedikitpun membutuhkan amal kebaikan dari hamba-hambanya, sebab kebaikan yang kita lakukan semata-mata untuk kita sendiri.
Karena pemilik gudang simpanan kekayaan di dunia, dia senantiasa dihantui perasaan ketakutan dan kecemasan akan bahaya dan kehilangan yang akan menghancurkannya.
Sementara orang yang menyimpan harta kekayaannya dalam gudang di sisi Allah swt. Maka ia tidak akan di landa perasaan takut akan bahaya."
Nabi Isa juga berkata: "Wahai orang-orang khawariyyin, sesungguhnya aku telah menekuk dan menutupkan dunia pada mukanya, maka janganlah Anda membangunkannya lagi sepeninggalku. Sesungguhnya kotoran dunia, bila berlaku durhaka di dalamnya, dan termasuk kotoran dunia juga itu ialah bahwa "kebahagiaan akhirat tidak akan dapat di capai kecuali dengan meninggalkannya.
Perhatikan, janganlah Anda terpedaya oleh gemerlapnya.
Ketahuilah, bahwa pangkal dari segala kesalahan adalah cinta dunia. Betapa banyak kesenangan syahwat sesaat, membuat kesengsaraan yang berkepanjangan para pelakunya."

Nabi Isa juga berkata: "Dunia telah di bentangkan bagi Anda dan Anda duduk di atas punggungnya, maka janganlah Anda berebutan kekuasaan dan wanita di dalamnya. Dan janganlah pula Anda memperebutkan kekuasaan di dunia dari mereka, karena mereka tidak akan menawarkan urusan dunia yang Anda perebutkan.

Adapun mengenai wanita, maka hendaklah Anda takut kepada wanita dengan jalan berpuasa dan shalat.
Nabi Isa juga berkata: "Dunia bisa berpotensi sebagai pencari dan berpotensi sebagai yang di cari.
Bagi orang yang mencari akhirat, maka ia akan di cari oleh dunia, sehingga orang itu dapat terpenuhi rizkinya di dunia. Sementara orang yang mencari dunia, maka akhirat akan mengejarnya hingga lehernya tercekik oleh kedatangan maut.
Musa bin Yasar berkata, sesungguhnya Nabi saw. bersabda: "Allah swt. tidak menciptakan suatu makhluk yang paling Ia benci selain dari pada dunia. Karena sejak Ia menciptakanya, Ia tidak pernah melihat kepadanya."

"Di riwayatkan bahwa suatu ketika Nabi Sulaiman bin Daud melewati barisan umatnya, burung-burung menaunginya, sementara jin dan manusia mengikuti di samping kanan dan kirinya. Ketika ia melewati seorang abid dari kalangan Bani israil, ia berkata kepadanya: "Wahai putra Daud, sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada Anda kerajaan yang sangat besar."
Nabi Sulaiman mendengar perkataan seorang abid itu, lalu ia berkata: "Sungguh sebuah bacaan tasbih yang di ucapkan seorang mukmin, itu lebih baik daripada apa yang di berikan kepada putra Daud.
Karena kerajaan yang di berikan kepada putra Daud akan lenyap, sementara satu tasbih itu akan tetap abadi."
Nabi saw. bersabda: "Memperbanyak harta benda membuat Anda lalai.
Anak Adam berkata, hartaku, hartaku. Padahal tidaklah ada bagi Anda dari harta yang Anda miliki itu, kecuali apa yang telah Anda makan yang kini telah hancur; apa yang Anda pakai yang kini telah usang; dan apa yang telah Anda sedekahkan dan yang terakhir inilah yang kekal bagi Anda."
Nabi saw. juga bersabda: "Dunia adalah rumah bagi orang yang tidak memiliki rumah, harta bagi orang yang tidak memiliki harta, tempat berkumpul dan berebutnya orang-orang yang tidak berakal, ajang kedurhakaan dan kedengkian bagi orang-orang yang tidak berilmu dan tidak memiliki kecerdasan, serta tempat berusaha orang-orang yang tidak memiliki keyakinan."