MENINGGALKAN GEMERLAP DUNIA DAN MENCELANYA bag.2

Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang di pagi-pagi hari masalah keduniaan menjadi urusannya yang terbesar, maka ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, dan Allah menetapkan empat hal dalam hatinya, yaitu:
- Dia senantiasa gelisah tanpa berkesudahan
- Dia tidak pernah terlepas dari kesibukan urusan dunia
- Dia menjadi fakir selamanya tanpa pernah kaya, dan
- Selamanya ia senantiasa dalam hayalan tanpa ada akhirnya.

Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadaku:
"Wahai Abu Hurairah maukah Anda aku perlihatkan dunia dan apa yang di dalamnya?"
Aku berkata:
"Ya, baiklah ya Rasulullah."
Lalu Rasulullah memegang tanganku dan membimbingnya menuju ke suatu jurang-jurang yang ada di Madinah. Ternyata jurang itu sebagai tempat sampah, di dalamnya terdapat kepala-kepala manusia, berbagai kotoran, berbagai gombal dan tulang belulang. Beliau bersabda:
"Wahai Abu Hurairah, kepala-kepala itu dahulunya rakus seperti kerakusan Anda, berhayal seperti yang Anda hayalkan. Hari ini, ia menjadi tulang belulang tanpa kulit dan akan hancur menjadi abu.
Yang ini kotoran-kotoran dari berbagai macam makanan yang Anda makan, orang-orang berusaha dengan keras memperebutkan makanan, lalu mereka melemparkannya ke dalam perut dan membuangnya sebagai kotoran yang menjijikan.
Sedangkan yang itu sobekan-sobekan (gombal) pakaian kini hancur berserakan di terpa angin. Sementara yang ini adalah bangkai tulang belulang hewan-hewan kendaraan yang dahulu mereka kendarai untuk menjelajahi berbagai penjuru negeri.
Barangsiapa yang menangisi dunia, maka menangislah."
Abu Hurairah berkata:
"Beberapa saat kami berada di tempat itu, karena tangisan kami semakin keras saja, sebelum kemudian kami pergi meninggalkannya."

Diriwayatkan, ketika Allah menurunkan Adam ke bumi, ia berfirman kepada-Nya : "Putra yang akan hancur dan anak yang akan rusak."

Nabi saw. bersabda: "Dunia terhenti (bergantung) di antara langit dan bumi, sejak Allah menciptakannya, Ia tidak pernah melihat lagi padanya."
Pada hari kiamat dunia berkata: "Ya Tuhanku, pada hari ini, jadikanlah aku bagian paling rendah buat para kekasih-Mu.
Allah berfirman: "Diam, anda tidak ada apa-apanya, hai dunia. Aku tidak merelakan anda buat mereka di dunia, apakah hari ini, Aku akan merelakan anda untuk mereka?"

Diriwayatkan, dalam akhbar tentang Nabi Adam as. , sesungguhnya ketika ia makan syajarah (buah khuldi) isi perutnya menjadi tergerak dan mules hendak mengeluarkan kotoran (berak), yang demikian itu tidak terjadi pada sesuatu pun dari makanan-makanan yang ada di surga kecuali syajarah itu, karena itulah sesungguhnya keduanya (Adam dan Hawa) dilarang untuk memakannya.
Perawi akhbar (hadits) berkata: "Adam menjadi berkeliling di dalam surga. Lalu Allah memerintahkan malaikat agar berkata kepada Adam. Ia berfirman: " katakanlah kepadanya, apa yang Anda inginkan?"
Adam berkata: "Aku ingin membuang kotoran yang terasa sakit di perutku."
Kepada malaikat di katakan: "Katakanlah kepada Adam, di manakah yang ia anggap pantas untuk membuang kotoran di surga-Ku, apakah di atas hamparan permadani, di atas ranjang, di atas sungai-sungai ataukah di bawah naungan pohon-pohon? apakah Anda melihat di sana ada tempat yang pantas untuk membuang kotoran?" karena itu ia lalu di turunkan ke bumi.

Nabi saw. bersabda: "Pada hari kiamat akan datang segolongan kaum, amal mereka seperti gunung-gunung Thaihamah, tetapi mereka di perintahkan ke neraka."
Para sahabat bertanya:
"Ya Rasulullah, apakah mereka itu, orang-orang yang melakukan shalat?"
Beliau bersabda: "Ya, mereka itu orang-orang yang melakukan shalat, berpuasa, dan menyempatkan tidur sebentar di waktu malam, tetapi ketika terlihat oleh mereka sesuatu dari dunia, mereka melompat bergegas untuk mendapatkannya."

Nabi saw. bersabda dalam sebagian khutbahnya: "Sesungguhnya dunia di ciptakan untuk Anda, sementara Anda di ciptakan untuk akhirat. Demi Tuhan yang menguasai diriku, pasca kematian tak ada seorang pun yang dapat mengajukan udzur (alasan) dan tidak ada lagi negeri sebagai tempat, kecuali surga dan neraka."

Nabi isa berkata: "Cinta dunia dan akhirat tidak akan dapat berjalan lurus seiring di dalam hati seorang mukmin, sebagaimana air dan api yang tak akan lurus dan berkumpul dalam satu tempat.
Diriwayatkan, bahwa Jibril berkata kepada Nuh: "Wahai Nabi yang paling panjang umurnya, apa yang Anda dapatkan tentang dunia?"
Nuh berkata: "Aku mendapatinya bagaikan suatu rumah yang berpintu dua, aku masuk melalui satu pintu lalu keluar melalui pintu yang satunya."

Nabi saw. bersabda: "Takutlah Anda dari dunia, karena ia lebih bisa menyihir daripada Harut dan Marut."
Diriwayatkan dari Hasan, ia berkata, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. keluar pada para sahabatnya, lalu beliau bersabda: "Adakah salah seorang di antara kalian yang ingin kebutaannya dihilangkan Allah, lalu Ia menjadikannya dapat melihat? Perhatikanlah, sesungguhnya barangsiapa mencintai dunia dan panjang angan-angan dalam hidupnya, maka berarti Allah telah membutakan hatinya menurut kadar keterlenaannya terhadap dunia.

"Sementara barangsiapa yang berlaku zuhud di dunia dan pendek angan-angannya, maka Allah akan memberinya ilmu dengan tanpa melalui proses belajar dan Allah akan memberinya petunjuk tanpa melalui bimbingan.
Hanya saja akan datang setelah anda suatu kaum yang tak dapat menegakkan keluasaannya kecuali dengan jalan pembunuhan dan pemaksaan serta kesewenang-wenangan, tidak pula ada orang yang kaya, melainkan ia sombong dan kikir, tidak juga kecintaan di hatinya melainkan selalu di iringi dengan memperturutkan kesenangan hawa nafsu.
Barang siapa di antara kalian yang menjumpai zaman seperti itu, sedangkan ada orang yang bersabar dengan kemiskinannya, padahal seandainya ia mau, ia dapat berbuat sesuatu untuk menjadi kaya, tetapi hal itu tidak ia lakukan demi keridhaan Allah, maka orang seperti ini, akan di beri pahala oleh Allah sebanyak pahala lima puluh orang yang benar (As-Shiddiiq).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar