WANITA

“Dunia dan seisinya adalah
kesenangan, dan sebaik-
baiknya kesenangan adalah
wanita yang sholihah”.
Demikian sabda Rasulullah
SAW. Wanita adalah saudara kaum pria, ibu kita yang paling
sayang kepada anak-anaknya
dan teman intim dalam
kehidupan. Wanita adalah
busana bagi kaum pria,
demikian pula sebaliknya pria adalah busana bagi kaum
wanita, sebagaimana firman
Allah SWT dalam Al Qur’an surat
Al Baqarah ayat 187 : “Mereka
itu adalah pakaian kamu dan
kamu pun adalah pakaian mereka”. Wanita jasanya amat besar,
tolok ukurnya bukan tolok ukur
manusia. Air susunya konsumsi
para balita, mengandung gizi
serta protein yang sangat tinggi
dan bahkan mampu mencerdaskan otak manusia.
Berbuat baik kepada mereka
adalah suatu keharusan,
sebagaimana firman Allah yang
artinya “Dan kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang
bertambah lemah dan
menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada-Ku lah kamu
sekalian akan
dikembalikan” (QS.31:14). Wanita memiliki rahim, nama
rahim diambil dari Asma’ul
Husna yang artinya kasih
sayang. Di sanalah tempat
ovum dan sperma bertemu dan
menjadi seorang manusia. Kasih sayangnya adalah kasih
sayang yang sejati. Menafikan
eksistensi wanita dalam pentas
kehidupan akan kehilangan
banyak kenikmatan dan
bahkan merusak pelestarian umat manusia sepanjang
zaman. Wanita telah
mempersembahkan banyak
perannya kepada dunia. Mereka
telah melahirkan pemimpin-
pemimpin dunia dan ilmuwan.
Sebutlah Nabi Muhammad SAW, seorang pemimpin yang paling
berpengaruh di dunia dan satu-
satunya manusia dalam sejarah
yang secara spektakuler meraih
sukses baik dari sudut pandang
agama maupun dari sudut pandang duniawi. Karenanya
memarahi wanita termasuk
tercela, menyakitinya
hukumnya dosa. Pada diri wanita tersimpan
banyak pesona yang menyinari
gemerlap dunia. Dengan
wanita, urusan pekerjaan
rumah tangga terpelihara
dengan baik, anak-anak dididik dan diramut dengan baik.
Dengan wanita pula dapat
menambah spirit dalam
kehidupan, ibarat minuman
kesehatan penambah vitalitas.
Yang berat jadi ringan, yang mahal jadi murah dan yang sulit
jadi mudah. Wanita adalah pecinta
keindahan dan perhiasan. Emas,
berlian, mutiara dan kain sutra
tanpa wanita bagaikan batu
kerikil tak berguna. Ekspresi
dan senyumnya mengandung berjuta makna, boleh jadi
“setuju atau tidak”. Jika wanita
“perawan” dipinang oleh
seorang pria, lalu ditanya, jika
diam atau membisu pertanda
setuju, ketidaksetujuannya ia akan
menangis. Sebaliknya jika
seorang janda dilamar oleh
seorang pria. Setuju atau
tidaknya, retorikanya blak-
blakan tanpa tedeng aling- aling. Fenomena itu
mengindikasikan bahwa pada
diri wanita banyak keunikan
yang menarik, sebagai sumber
inspirasi dan bahan renungan.
Wanita ibarat sehelai kertas putih. Anda boleh menulis apa
yang anda mau. Sebutlan
percintaan, pujian, kasih
sayang, perdamaian dan
kebencian. Wanita bagaikan taman yang
hijau nan indah, menyimpan
banyak pesona “flora dan
fauna” yang menawan. Tapi
harus ekstra hati-hati
menghampirinya. Senjata kimianya adalah “kata cinta”
yang amat berbahaya, mampu
menghipnotis dan menjinakkan
pria yang pemberani dan
bahkan mampu membuat kufur
akan Tuhannya, “ahli ibadah” yang zuhud keduniaan
sekalipun. Julius Caesar yang gagah
perkasa terbukti tunduk di
bawah ketiak Cleopatra.
Napoleon Bonaparte, karena
keberaniannya dijuluki “The
Lion Europe” dengan dukungan bala tentara yang hebat dan tak
terkalahkan di zamannya.
Ternyata tak berdaya dan
tunduk di kaki Margareth
Josephine. Perdana Menteri Jepang Umno,
ketika berkuasa dipaksa
mundur dari jabatannya
sebagai Perdana Menteri
karena terlibat skandal dengan
Geisa. Di Inggris, parlemen dan kabinetnya sempat diwarnai
kericuhan karena di dalamnya
terdapat beberapa orang yang
terlibat skandal dengan Pamela
Bordes – seorang pelacur kelas
kakap. Kitapun menyaksikan di Indonesia banyak pejabat
pemerintah maupun wakil
rakyat yang jatuh karier
politiknya gara-gara terlibat
skandal dengan wanita.
Eksistensi Wanita Eksistensi wanita sangat
terlihat ketika Nabi Adam AS
seorang diri di surga tanpa
teman pendamping, tiada
teman bercanda membuatnya
kesepian. Lalu Allah menciptakan Siti Hawa sebagai
pendampingnya dan keduanya
hidup harmonis. Adalah sebuah fakta sejarah
bahwa kehidupan manusia dari
zaman ke zaman senantiasa
memerlukan wanita dalam
kehidupannya. Sayangnya
masih banyak di antara kita tidak proporsional dalam
menghargai wanita dan bahkan
menghinakannya dengan cara
dijadikan barang dagangan
untuk pemuas nafsu dan
sebagai wanita penghibur. Ada juga wanita yang dijadikan
barang etalase di toko-toko,
mall-mall, di hotel dan tempat-
tempat lain sebagai umpan,
mengeksploitasi situs-situs seks
untuk kepentingan bisnis semata. Islam telah mengajarkan
kepada kita supaya
menghargai wanita,
melindungi dan menutup
auratnya sehingga
eksistensinya menjadi keindahan, sebagai teman
pendamping dan bahkan
sebagai “mitra dialog” baik
urusan rumah tangga maupun
sosial kemasyarakatan,
berbangsa dan bernegara. Mengapa wanita harus dihargai
dan dilindungi? Rasulullah SAW
bersabda “Wanita yang baik
adalah tiang negara, jika ia
baik maka baiklah negara dan
jika ia rusak maka rusaklah negara”.
Kontribusi wanita kepada
bangsa dan negara sangat
terlihat di zaman Rasulullah
SAW, dalam sebagian
peperangannya mereka menyediakan obat-obatan dan
konsumsi buat para prajurit. Kini wanita semakin eksis, ada
yang duduk sebagai karyawati,
pengusaha, eksekutif dan
legislatif. Bahkan republik
Indonesia pernah dipimpin oleh
seorang wanita yaitu Presiden Megawati Soekarno Putri. Kemuliaan seseorang akan
tampak ketika berinteraksi
dengan wanita, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW “Yang
memuliakan wanita hanyalah
orang yang mulia, berbudi tinggi dan yang menghinakan
wanita hanyalah orang yang
rendah budi dan tercela” (HR
Ibnu ‘Asaakir dari ‘Ali)
‘Aisyah berkata, Rasulullah SAW
bersabda yang artinya “Sebaik- baiknya kalian adalah yang
paling baik terhadap
keluarganya, dan aku (nabi)
sebaik-baiknya kalian terhadap
keluargaku” (HR. Sunan
Tirmidzi). Rasulullah SAW ketika
memanggil istrinya ‘Aisyah
dengan
panggilan“humairah” (yang
kemerah-merahan). Konon
‘Aisyah pipinya berwarna kemerah-merahan. Fenomena
itu adalah penghargaan
Rasulullah terhadap wanita
baik sebagai kepala rumah
tangga maupun sebagai kepala
negara. Allah berfirman dalam Al Qur’an
yang artinya “… Dan pergaulilah
mereka (wanita) secara patut.
Kemudian bila kamu tidak
menyukainya maka
bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan
padanya kebajikan yang
banyak” (QS.4:19). Jadi jika
terdapat sesuatu pada diri istri
yang tidak disukai, misalkan parasnya kurang cantik, tidak
pandai berhias dan tidak
pandai masak. Namun di balik
itu pasti ada kelebihannya yang
lain. Apa kelebihannya? Pandai baca
Al Qur’an, ahli ibadah dan
pandai “memanjakan” suami.
Lihatlah kelebihannya
(fadhilah), jangan hanya
melihat kekurangannya semata. Dengan begitu
eksistensi wanita baik sebagai
istri pendamping suami
maupun wanita pada
umumnya, akan selalu
diperlukan dan dihargai dalam seluruh lini kehidupan hingga
dunia ini tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar